Sabtu, 15 Oktober 2011

Nilai-Nilai Dasar Himpunan Mahasiswa Islam (NDP) Versi Andito

NDP (Nilai-nilai Dasar Perjuangan) yang ada di HMI selama ini dipercaya sebagai ideology. Seperti kita ketahui, ideologi dipahami sebagai cara pandang pada hidup kita masing-masing. Tapi menurut mazhab Kiri Baru, ideology adalah konsepsi pemikiran yang melahirkan tindakan yang berhadapan dengan realitas. Jadi, ideology haruslah dapat merubah realitas kehidupan yang tidak sesuai dengan harapan yang terkandung dalam ideology dimaksud. Ini adalah definisi ideology yang akan kita gunakan pada tulisan ini.

NDP adalah konsepsi dari Cak Nur tentang ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. Nilai-nilai Islam yang absolute dan universal digabungkan dengan nilai-nilai Indonesia yang plural sehingga terlahirlah NDP. Namun, ada beberapa hal yang membuat NDP menjadi begitu sakral dan tidak mudah dipahami oleh sebagian besar kita. Andito, seorang kader HMI dari Bandung mencoba metodologi lain dalam memahami NDP. Beliau mengkritik isi NDP yang cenderung developmentalis dan membalikkan metodologi NDP versi Cak Nur yang sosiologis-teologis-filosofis menjadi filosofis-teologis-sosiologis sehingga lebih mudah dipahami dan lebih membumi. Tulisan berikut akan mencoba menjabarkan metodologi NDP versi Andito. Penulis sangat mengharapkan tanggapan, terutama perbedaan metodologi baru ini dengan metodologi penulisan yang disusun oleh Almarhum Cak Nur.


Filosofis

Ideology dalam pengertian diatas harus memuat konsep, sikap, dan aksi agar bisa berhadapan dengan realitas. Konsep itu sendiri adalah pengetahuan yang menyebabkan tersingkapnya objek oleh subjek dengan seyakin-yakinnya tanpa keragu-raguan. Yang menjadi objek dalam pengertian konsep adalah realitas atau eksistensi, atau kita bisa sebut wujud. Pemahaman atas realitas akan melahirkan sikap, sehingga pada akhirnya akan menentukan aksi yang kita ambil sehubungan dengan realitas yang ada. Aksi, setelah terakumulasi, akan melahirkan peradaban.

Realitas sebenarnya menimbulkan problem yang akhirnya melahirkan pengetahuan yang menjawab problem tersebut. Pengetahuan-pengetahuan yang telah lahir ini kemudian terakumulasi sehingga melahirkan –isme (contoh: massuroisme). Karena realitas yang bisa dipecahkan adalah realitas yang inderawi (dan harus bisa dijadikan indrawi), maka sebuah pengetahuan juga harus inderawi. Hal-hal yang tidak indrawi yang selama ini kita anggap pengetahuan sebenarnya adalah konsep pengetahuan.

Realitas itu sendiri ada dua macam; realitas materi dan relitas non-materi. Realitas materi terbagi lagi menjadi dua; empiris (contoh: baju, tubuh, spidol, dll) dan non-empiris (contoh: mimpi). Realitas materi ini menempati ruang dan waktu sehingga sifatnya terbatas sehingga tidak mungkin sempurna. Yang sempurna hanyalah realitas non-materi karena tidak menempati ruang dan waktu. Karena realitas yang dipecahkan oleh pengetahuan hanyalah realitas materi maka pengetahuan pasti terbatas. Produk yang menjadi akumulasi pengetahuan (-isme) juga dengan sendirinya pasti terbatas.

Salah satu ciri penting dari sebuah –isme adalah penggunaan simbol. Orang-orang punk akan menyimbolkan dirinya dengan rambut mohawk dan atribut logam sebagai lambang perlawanan. Para pendukung sosialisme cenderung mengangkat perlawanan petani dan rakyat miskin kota kepada penguasa sebagai simbol eksistensi mereka. Kapitalisme sendiri lebih pandai dalam menyamarkan simbolnya, seperti budaya pop-lifestyle yang telah mendarah daging dalam kehidupan kita.

Pemberian simbol pada sesuatu adalah berarti memberi nilai lebih. Artinya, memberi simbol ”mohawk dan piercing” pada orang-orang yang anti-kemapanan adalah menjustifikasi bahwa pemakai gaya mohawk dan piercing adalah pasti anti-kemapanan, padahal belum berarti seperti itu. Melihat orang yang mempaerjuangkan orang tertindas sebagai pengusung ideologi sosialisme kadang jadi kebiasaan. Begitu juga tanpa sadar kita telah menjustifikasi orang-orang dengan jilbab besar dan baju koko sebagai ”orang yang sebenarnya Islam” sebenarnya telah menyimbolkan Islam dengan jilbab besar dan baju koko tersebut.

Memberi nilai lebih pada sesuatu yang sebenarnya tidak memiliki nilai itu adalah sesuatu yang melawan kehendak Allah, karena itu adalah pekerjaan Allah dan bukan samasekali pekerjaan kita. Dan melakukan pekerjaan Allah adalah sama saja dengan mengangkat diri sebagai Tuhan !!! bukankah itu adalah kedzaliman yang tak termaafkan? Maka dari bab Dasar-dasar Kepercayaan, keharusan pertama adalah menegasikan semua kepercayaan dan –isme selain kebenaran. Pertanyaan besarnya adalah; apakah kita sudah dapat dikatakan sebagai orang yang selamat ?


Teologis

Tuhan itu sendiri, karena sifatnya yang non-materi, selain menjadikanNya bebas dari ketidak-sempurnaan, juga mengakibatkan manusia menjadi susah untuk merasakan dan mengikuti keberadaanNya. Wahyu kemudian diberikan kepada manusia agar manusia bisa merasakan adanya Tuhan dan tidak menjadi menyimpang dari jalan yang diinginkan Tuhan.

Wahyu ini diberikan kepada manusia melalui manusia pula yang disebut Rasul. Syarat dari Rasul itu sendiri adalah sempurna dalam hal intelektual (yang menjamin mereka terbebas dari sifat lupa) dan spiritual (yang menjamin mereka terbebas dari maksiat). Kedua kesempurnaan ini bukanlah skill yang dapat dilatih, melainkan sesuatu yang given dari Tuhan. Dan oleh karena kedua kesempurnaan ini pula, maka ajaran yang dibawa oleh seorang Rasul juga sempurna secara intelektual dan spiritual. Artinya, ajaran tauhid itu adalah rasional dan bukan historis.

Rasulullah Muhammad SAW juga membawa sebuah sistem yang disebut Islam. Dalam Islam, ada sistem hukum yang terangkum dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an ini adalah kitab yang berisi kumpulan wahyu dari Allah. Tetapi, benarkah bahwa Al-Qur’an itu tak lebih dari hanya kitab saja? Logikanya, karena Rasul diutus untuk ummat manusia yang notabene adalah makhluk sosial maka Al-Qur’an itu seharusnya bersifat sosiologis. Artinya, Al-Qur’an itu berisi kumpulan sejarah, hukum, norma, dan sistem. Tapi bila difahami seperti itu, maka segala hal yang ada dalam Al-Qur’an tidak lebih dari teks sosiologis. Maka tidaklah salah bila kita akan melihat Nabi Yunus sebagai nabi yang pengecut karena tidak mau berdakwah kepada ummatnya, kita akan melihat Nabi Khidir sebagai seorang pembunuh yang sok karena menghukum atas apa yang belum terjadi. Banyak lagi kisah-kisah dalam Al-Qur’an yang bila dipahami tekstual maka akan sangat mengganggu. Jadi sebenarnya Al-Qur’an bukan sekedar teks belaka.

Al-Qur’an memuat wahyu yang notabene berdimensi spiritual, maka sudah seharusnya Al-Qur’an itu juga berdimensi spiritual. Dengan demikian seluruh teks di dalamnya tidak bisa dimaknai secara harfiah saja, karena ada makna transenden dalam kandungannya. Maka dengan sendirinya, seluruh hukum, norma, dan sistem dalam Al-Qur’an adalah juga berdimensi spiritual dan tidak dapat hanya dimaknai harfiah saja.

Diatas telah dikemukakan bahwa seluruh kandungan Al-Qur’an (sejarah, hukum, norma, maupun sistem) adalah memiliki makna transeden. Artinya, setiap kata dalam Al-Qur’an tidak dapat difahami hanya secara tekstual saja, tapi ada makna lain yang jauh lebih dalam daripada teks itu sendiri. Mari kita ambil contoh dari sistem ibadah yang diperintahkan Allah dalam Al-Qur’an. Seorang muslim diwajibkan untuk melaksanakan sholat. Syarat sahnya sholat antara lain adalah pelakunya Islam, baligh, berakal, dan suci dari hadas dan najis.

Islamnya seseorang adalah bukan dengan serta-merta, tapi melalui proses pendidikan yang panjang yang dimulai dari rumah sampai pada sekolah. Maka konsekwensi dari adanya pendidikan Islam agar semua ummat Islam dapat sholat dengan benar adalah pendidikan gratis untuk semua orang! Kemudian, agar pertumbuhan seseorang dapat sampai pada tahap baligh dan berakal, maka kebutuhan nutrisi dan gizinya harus terpenuhi dengan baik. Konsekwensi dari adanya keperluan nutrisi dan gizi untuk dapat melaksanakan sholat dengan baik adalah kepedulian pada petani dan nelayan serta pada orang-orang tertindas lainnya. Begitupun halnya dengan adanya syarat suci yang secara tidak langsung mensyaratkan adanya air untuk semua orang memberi konsekwensi perlawanan pada adanya hegemoni orang-orang kaya atas hal yang satu ini. Karena air dan tanah adalah untuk Rakyat, untuk semua rakyat !!!

Karenanya, Hukum Islam itu adalah wilayah publik, dan tidak ada satu halpun dalam Islam yang memisahkan pemeluknya dari konsekwensi kewajiban sosial. Dari contoh diatas dapat pula kita tarik kesimpulan bahwa penerapan hukum Islam secara kaaffah hanya dapat dilaksanakan bila keadilan sosial dan keadilan ekonomi telah ditegakkan. Dan oleh karena penegakan hukum Islam itu wajib bagi kita semua, maka penegakan keadilan itu juga wajib atas kita semua!


Sosiologis

Mari kita kembali kepada konsep kebenaran yang telah kita bahas pada awal diatas. Telah kita ketahui bahwa konsep kebenaran manusia disandarkan pada konsep-konsep pengetahuan yang tidak sempurna karena berdasar pada realitas materi. Agar konsep-konsep itu dapat selalu berkembang, maka konsepsi kebenaran manusia selalu di-crosscheck-kan dengan manusia lainnya melalui dialog.

Dalam hal ini, manusia memerlukan unit yang disebut masyarakat untuk mengatur hak dan kewajiban agar proses dialog ini dapat berjalan dengan baik. Maka, bermasyarakat merupakan hakekat kemanusiaan. Manusia yang tidak mau bermasyarakat tidaklah pantas disebut manusia. Dalam masyarakat itupun ada satuan yang lebih kecil lagi yang disebut organisasi. Organisasi ini merupakan bentuk paling ideal dari masyarakat karena pertukaran ide-ide didalamnya terjadi secara intens sehingga peluang untuk menghasilkan kebenaran yang lebih baik dari sebelumnya jadi lebih besar. Maka, berorganisasi pun merupakan hakikat kemanusiaan. Manusia yang tidak mau berorganisasi tidaklah pantas disebut manusia.

Telah kita ketahui bersama bahwa ada dua macam organisasi, yaitu organisasi massa dan organisasi kader. Organisasi massa terdiri atas kelompok massa dan kelompok elit. Bentuk gerakan dari organisasi massa adalah adanya mobilisasi. Untuk itu, mereka biasanya menggunakan figur dan kental dengan penggunaan mitos. Singkatnya, hubungan antara elit dan massa adalah melalui manipulasi kesadaran dengan menggunakan figur dan mitos tertentu yang dijaga.

Bentuk kedua dari organisasi ini adalah organisasi kader, yang terdiri dari kelompok yang meng-kader dan yang di-kader. Kegiatan utama dari organisasi ini adalah pengkaderan. Tujuannya adalah pembentukan sistem yang baik. Oleh karenanya, cara yang dilakukan lebih menekankan rasionalitas yang berdasar pada kritisisme. Pada tahap selanjutnya, kritisisme akan melahirkan doktrin yang akan ditaati oleh setiap kader. Organisasi jenis ini biasanya redapat di kalangan mahasiswa. Tapi sekarang ini ada banyak organisasi yang mengklaim diri sebagai organisasi kader meskipun sebenarnya apa yang telah dilakukan belumlah cukup untuk mencirikan organisasi kader. Sebuah organisasi kader haruslah melakukan transformasi kebenaran, dimana kebenaran itu haruslah absolut dan plural. Dalam hal ini, hanya organisasi yang berdasar Islam (yang merupakan kebenaran absolut) dan menekankan pluralitas-lah yang pantas disebut organisasi kader. Maka beruntunglah kita yang berada di HMI.


Penutup

Yang dinamakan tauhid sebenarnya adalah terdiri dari ritual dan sosial yang harus dijalankan bersama-sama. Karena ritual tanpa sosial adalah kebohongan, dan sosial tanpa ritual adalah kekosongan. Untuk menegakkan kalimat Tauhid ini, maka harus ada intelektual organik, yaitu orang-orang yang punya konsep dan ideologi serta sekaligus membasis dengan orang-orang kecil. Manusia harus selalu bergerak, karena pada saat kita berhenti, maka kita sudah membunuh diri sendiri. Dan orang yang berhenti begerak, maka dia telah ”mengambil” takdir Tuhan dan menjadi sekutuNya.


Billahit taufiq wal hidayah


Note:

Beberapa perbedaan dengan NDP Metodologi Cak Nur:

  • NDP Cak Nur terlebih dahulu mengemukakan fakta sosiologis (tradisi) kemudian menggiring pada konsep teologis (syahadat dan wahyu) dan kemudian filosofis (tauhid). Metodologi ini cenderung membawa kita pada dekonstruksi keyakinan peserta baru kemudian menuju konstruksi lagi. Seringkali hal ini terbentur pada terbatasnya waktu untuk berdebat. Bila metodologi diatas dibalik, maka dekonstruksi keyakinan tidak akan terlalu dalam, bahkan hanya dibutuhkan penguatan saja.

  • NDP Cak Nur sangat mengedepankan developmentalisme (berperan dalam pembangunan). Hal ini tentu saja bertentangan dengan sikap ”melawan” pemerintah. Juga, menyebabkan adanya orientasi pada struktur yang notabene menentukan arah pembangunan secara aktif.

  • NDP Cak Nur juga cenderung mengarah pada individualisme. Pembahasan pada bab-bab yang ada menekankan pada peran individu dalam masyarakat, bukan peranan kelompok. Padahal, kita sama-sama tahu pentingnya intelektual organik dalam pengembangan masyarakat.

Jumat, 16 September 2011

KERENDAHAN HATI

Kalau engkau tak mampu menjadi beringin

yang tegak di puncak bukit

Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,

yang tumbuh di tepi danau

Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,

Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang

memperkuat tanggul pinggiran jalan

Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya

Jadilah saja jalan kecil,

Tetapi jalan setapak yang

Membawa orang ke mata air

Tidaklah semua menjadi kapten

tentu harus ada awak kapalnya….

Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi

rendahnya nilai dirimu

Jadilah saja dirimu….

Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri..

#Taufik Ismail

Sabtu, 27 Agustus 2011


Menjelang musim liga baru, otoritas sepakbola Spanyol telah mengeluarkan jadwal resmi untuk kompetisi Lliga BBVA 2011/2012. Barcelona, sebagai juara musim lalu mendapat kehormatan membuka musim baru dengan berhadapan dengan Real Madrid selaku juara Copa del Rey dalam merebutkan piala Super Spanyol. Di kompetisi liga sendiri, Barca mengawalinya dengan bertandang ke Malaga pada 21 Agustus 2011. Selain itu, sebagai juara Liga Champions musim lalu, Barca juga akan melakukan laga perebutan Piala Super Eropa melawan FC Porto selaku juara piala UEFA pada 26 Agustus 2011.

Laga klasik yang selalu ditunggu, El Clasico, musim ini akan berlangsung di Santiago Bernabeu terlebih dahulu pada pertengahan Desember 2011. Sementara El Clasico di Camp Nou akan digelar pada April 2012 dan laga pamungkas Barca di La Liga akan dihelat pada 13 Mei 2012.

Berikut ini jadwal FC Barcelona dalam Lliga BBVA 2011/2012:

2011

Agustus 14: Piala Super Spanyol (laga pertama): Real Madrid – FC Barcelona
Agustus 17: Piala Super Spanyol (laga kedua): FC Barcelona – Real Madrid
Agustus 21: Malaga – FC Barcelona
Agustus 26: Piala Super Eropa: FC Barcelona – FC Porto
Agustus 28: FC Barcelona – Villarreal

September 11: Real Sociedad- FC Barcelona
September 18: FC Barcelona – Osasuna
September 21: Valencia – FC Barcelona
September 25: FC Barcelona – Atletico de Madrid

Oktober 2: Sporting de Gijon – FC Barcelona
Oktober 16: FC Barcelona – Racing
Oktober 23: FC Barcelona – Sevilla
Oktober 26: Granada – FC Barcelona
Oktober 30: FC Barcelona – Mallorca

November 6: Athletic de Bilbao – FC Barcelona
November 20: FC Barcelona – Zaragoza
November 27: Getafe – FC Barcelona

Desember 4: FC Barcelona – Levante
Desember 11: Real Madrid – FC Barcelona
Desember 18: FC Barcelona – Rayo Vallecano

2012

Januari 8: Espanyol – FC Barcelona
Januari 15: FC Barcelona – Real Betis
Januari 22: FC Barcelona – Malaga
Januari 29: Villarreal – FC Barcelona

Februari 5: FC Barcelona – Real Sociedad
Februari 12: Osasuna – FC Barcelona
Februari 19: FC Barcelona – Valencia
Februari 26: Atletico de Madrid – FC Barcelona

Maret 4: FC Barcelona – Sporting de Gijon
Maret 11: Racing – FC Barcelona
Maret 18: Sevilla – FC Barcelona
Maret 21: FC Barcelona – Granada
Maret 25: Mallorca – FC Barcelona

April 1: FC Barcelona – Athletic de Bilbao
April 8: Zaragoza – FC Barcelona
April 11: FC Barcelona – Getafe
April 15: Levante – FC Barcelona
April 22: FC Barcelona – Real Madrid
April 29: Rayo Vallecano – FC Barcelona

Mei 6: FC Barcelona – Espanyol
Mei 13: Real Betis – FC Barcelona

Minggu, 26 Juni 2011

Hamparan Biru Mu

Bagaimana mungkin oh Tuhan mencipatakan begitu luasnya lautan.

Bahkan lebih luas dari daratan yang sedang ku pinjak.

Aku ingin menyelaminya.

Melihat isinya.

Apa-apa saja yang Kau ciptakan untuk kami hambamu.

Ternyata tak semuanya bagus.

Tak semuanya indah.

Tidak semua ramah.

Ada ancaman disitu kalau aku berlama-lama.

Tapi bagaimana mungkin aku mengingkari keindahannya laut-Mu itu.

Please ceritakan padaku apa maksud-Mu menciptakannya seluas ini.

Seindah ini dan sekompleks ini.


untuk mu dan Mu

Jumat, 04 Maret 2011

ya Allah,,, supan sdh rasanya uln banyak memohon lg lawan pian ni, sampai saat ini kdd kontribusi jw uln gsan pian, tp harus kemana lg uln berharap setelah usaha dilakukan selain dengan pian. uln kada meminta semua khandak uln d kabulkan gn, mohon yang terbaik ja gasan uln. tiap hari harus gugup, merasa rendah n menarik nafas panjang uyuh jua bisa, tp mun ini cara pian menagur uln, ulun nikmati ja. yang pasti ulun selalu beikhtiar ja kada beuyuhan, bedoa jua memohon yang terbaik yang pian bari. mudahan ulun bisa jadi orang yang ikhlas menerima apa yg pyn bari. hmmmmmmmmmmmmmm amin.

Rabu, 16 Februari 2011

Pluralitas ciptakan perdamaian antar ummat beragama

Pluralitas dalam masyarakat Islam terasa sangat penting dan menemukan momentumnya untuk dibicarakan saat ini, ketika kerukunan agama yang sudah mulai memprihatinkan sebagian kalangan masyarakat, dimana dibeberapa daerah terjadi keributan, bentrokan dan aksi anarkis oknum golongan yang mengatasnamakan agama.

Islam adalah agama tauhid (monoteis) yang terjaga kemurniannya, sejak awal penyebarannya beberapa abad silam. Dari konsep tauhid kita tersadarkan bahwa sesungguhnya selain Allah adalah nisbi dan plural. Hanya Allah adalah Zat Yang Maha Esa (Ahad atau Satu), seperti ditegaskan dalam awal kalimat syahadat, la ilaha illa Allah. Keyakinan terhadap keesaan Allah ini dapat menumbuhkan kesadaran bahwa kemutlakan hanya milik Allah semata, dan yang lain adalah plural. Dengan demikian, tentang pluralitas dalam kaitannya dengan keesaan Allah dan pluralitas didalam Al-Quran adalah semakin mempertegas, bahwa mengakui adanya pluralitas didalam masyarakat berarti penegasan terhadap prinsip utama dalam Islam : Tauhid kepada Allah. Pluralitas manusia adalah Sunnatullah, dan karena itu dia tidak bisa dihilangkan sampai kapanpun, sekalipun hingga akhir zaman. Sebenarnya Allah bisa saja menciptakan “Ummatan Wahidah” (Satu Ummat), tetapi bukan hal itu yang diinginkan-Nya (QS al-Ma’idah/5:48 dan QS. Hud/11.118). didalam pluralitas mengandung makna adanya perbedaan, persamaan, dan keberanekaragaman, yang sangat fitrah, universal dan abadi.

Pluralitas tidak cukup sekedar dengan sikap mengakui dan menerima realitas masyarakat yang majemuk, tetapi harus disertai dengan sikap yang tulus untuk menerima kenyataan bahwa pluralitas itu mengandung nilai-nilai positif yang merupakan rahmat Allah kepada manusia. Sebab penerimaan positif itu akan memperkaya dan menumbuhkan sikap hidup bersama dan kompetisi yang sehat, yang disebutkan Al-Quran dengan fastabiqu al-khayrat (Berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan). Dan, karena itu, masyarakat plural senantiasa dituntut untuk hidup berdampingan, yang dipenuhi dengan persaingan yang sehat, serta membuahkan rahmat yang penuh cinta-kasih didalam kebhinekaan. Dalam Suasana Fastabiqu al-khayrat ini, masyarakat plural diajarkan untuk hidup dalam payung kerukunan. Perspektif teologi Islam tentang kerukunan hidup-apalagi antar ummat beragama berkaitan erat dengan doktrin Islam mengenai antara hubungan antara sesama manusia. Islam pada esensinya memandang manusia dan kemanusiaan secara sangat positif dan optimistis.

Semua perbedaan manusia selanjutnya mendorong mereka untuk saling mengenal dan menumbuhkan apresiasi dan respek satu sama lainnya. Perbedaan diantara Ummat manusia, dalam pandangan Islam, bukanlah karena warna kulit dan bangsa, tetapi hanyalah bergantung pada tingkat ketaqwaan masing-masing (QS. Al-hujarat/49:13). Dengan demikian, perbedaan antar manusia seharusnya mendatangkan rahmat, sebagaimana ditegaskan Nabi SAW dalam Hadisnya, ikhtilafu ummati rahmatun, yang berarti perbedaan diantara ummatku adalah rahmat, bukan menghasilkan tindak kekerasan atau anarkhi seperti belakangan yang sering di beritakan.

Jelas bahwa ajaran kerukunan dalam doktrin Islam tentang pluralitas adalah suatu keniscayaan. Hidup tanpa sikap yang plural sangat rentan terjadi tindak kekerasan / tindak anarki lainnya. Rasa saling menghargai dan menjaga kerukunan antar ummat manusia harus dikembangkan.

Kebebasan Beragama di Indonesia.

Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: “KeTuhanan Yang Maha Esa”. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik, ekonomi dan budaya. Di tahun 2010 data pemerintah menyebutkan, kira-kira 85,1% dari 240.271.522 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 9,2% Protestan, 3,5% Katolik, 1,8% Hindu, dan 0,4% Buddha. Dengan banyaknya agama maupun aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar agama sering kali tidak terelakkan.

Kebebasan beragama di Indonesia sebenarnya sudah memiliki jaminan konstitusional yang cukup kuat. Berbagai produk hukum dan ratifikasi kesepakatan internasional, mulai dari UU No. 39 Tahun 1999 Tentang hak asasi manusia sampai diratifikasi nya ICCPR. Secara normatif negara menjamin kebebasan masyakatnya untuk memeluk dan menjalani keyakinannya. Tetapi hal tersebut ternyata tidak diikuti implementasi dilapangan. Penegak hukum terbilang lamban dan lemah dari segi pencegahan dan pembinaan masyarakat. Selalu sempat terjadi aksi kekerasan yang tentu sangat mencoreng nama Indonesia dimata internasional sebagai negara majemuk, yang berpenduduk muslim terbesar dan tersebar diribuan suku bangsa. Tentu hal ini harus ditanggapi dengan kerja ekstra oleh pemerintah dan penegak hukum, karena tak dapat dipungkiri, banyak perbedaan membuat masyarakat rentan berkonflik.

Masalah tindak kekerasan dan keributan yang akhir-akhir ini dibeberapa daerah yang berkaitan dengan konflik antar ummat beragama maupun karena perbedaan tafsir ummat agama itu sendiri secara internal, tidak bisa juga masyarakat disini dipersalahkan secara penuh, tetapi juga harus ada peran aktif pemerintah, pihak keamanan dan ulama masing-masing agama itu sendiri untuk dapat mendialogkan secara komprehensip dan berkelanjutan disemua tingkatan daerah tentang perbedaan pendapat tafsir dan persilisihan yang terjadi, agar tidak terjadi keributan ditingkat bawah, tetapi dapat diselesaikan pada tingkat kalangan ulama dan para tokoh agama itu sendiri. Pihak keamanan melakukan tindakan prefentif untuk menjegah terjadinya gesekan-gesekan antar ummat. Semoga tindak kekerasan yang terjadi bahkan sampai merusak rumah ibadah dan menimbulkan korban jiwa tidak terulang kembali. Sudah banyak kerugian, baik materil maupun korban jiwa serta kehormatan bangsa yang terkoyak.



Oleh : Adam Parawansa Shahbubakar

Terbit rubrik Opini Banjarmasin Post 16 Februari 2011

Kamis, 27 Januari 2011

Tuhan Tidak Beragama Menunjukkan Jalan Kebenaran

Munculnya semua agama di dunia ini tak lepas dari tokoh utama yang selalu menjadi pusat dari semua kehidupan ini yaitu Sang Maha Pencipta. Dan masing-masing agama, entah lewat ilham atau hasil pemikiran manusia, Sang Maha itu sering dinamakan Allah, Tuhan, Dewa, dan lain sebagainya, terserah manusia memberikan nama pada DIA. Semua pengikut agama tersebut pun menganggap bahwa agamanya tak ada yang salah, agama yang dianutnya adalah yang paling benar, tentu dengan berbagai alasan yang irrasional maupun yang rasional. Namun ketika ada yang kurang memuaskan, mereka selalu menjawab bahwa semua itu menjadi RAHASIA TUHAN.

Ada juga yang tidak menganut suatu agama karena menganggap bahwa TUHAN TIDAK BERAGAMA, percaya hati nurani diri sendiri dan mengikutinya akan menemukan KEBENARAN. Manusia lah yang membuat agama bukan Tuhan, Tuhan lah kebenaran sejati, kebenaran yang tidak perlu pembenaran dari manusia. Sebab pembenaran manusia belum tentu kebenaran Tuhan, karena pembenaran manusia sering berangkat dari KESALAHAN, sementara Tuhan adalah KEBENARAN sebab memberikan JALAN KEBENARAN bukan JALAN PEMBENARAN. Tuhan yang benar akan membawa di JALAN YANG BENAR.

Oknum Kristen : “Walau saya korupsi, tapi karena hidup saya sudah ditebus Yesus Kristus, saya kelak pasti masuk sorga!”

Oknum Islam : “Korupsi tidak masalah asal kita menjalankan rukun Islam, naik Haji sudah pasti, beramal atau kalau perlu membangunkan Masjid buat masyarakat, kelak saya mati pasti masuk sorga!”

Itulah contoh PEMBENARAN menurut manusia dalam kehidupan nyata ini yang dianggapnya sudah sesuai dengan ajaran agamanya.

Lalu seberapa jauh pembenaran para umat beragama dalam membenarkan Kitab Sucinya yang merasa paling benar menceritakan kebenaran tentang Allah/Tuhan Sang Pencipta itu? Apakah memang masing-masing agama mempunyai Sang Pencipta yang tidak sama? Tapi kalau mereka semua sepakat mempunyai Sang Pencipta yang sama, mengapa selalu saja terjadi peperangan antar masing-masing pemeluk agama dengan dalih demi MEMBELA TUHAN?

Perang membela agama atau membela Tuhan masih akan terus berlangsung antar pemeluknya, bahkan mungkin AKHIR DUNIA berawal dari perang ANTAR AGAMA ini, dengan pola pikir yang sama semua perang itu dilakukan untuk Tuhan, mereka pikir semua itu dilakukan atas perintah Allah/Tuhan. Tanpa disadarinya, segala debat agama yang berujung perang nyata itu hanya untuk EGO sendiri atau kelompoknya. Apa alasan mereka membela Tuhan?

Sudah tertulis di Kitab Suci, begitulah argumen akhirnya.

Sungguh sadarkah bahwa mereka sebagai manusia ciptaan Tuhan hendak membela ciptaan-Nya? Apakah kekuasaan Tuhan yang SANGAT BESAR tidak mampu membela diri-Nya sendiri hingga perlu dibela manusia ciptaan-Nya? Lihatlah untuk mengenal-Nya Tuhan sudah mengutus berulangkali para Nabi, tapi apa yang terjadi? Mereka selalu memusuhi utusan Tuhan itu dan selalu berusaha membunuhnya, coba bayangkan bagaimana jika Tuhan sendiri yang
datang menemui manusia?

Manusia pasti membunuh-Nya cing!

Apakah tandanya orang mengenal Tuhan ?
Hanya karena gerak bibir dan goyang lidah menyuarakan ayat-ayat dalam Kitab Suci sudah cukup menjadi tanda mengenal Tuhan ?

Orang bisa saja mengenal Tuhan tanpa mempedulikan perilaku kebajikan, akan tetapi tak mungkin orang mengabdi kebajikan tanpa mengenal Tuhan! PERBUATAN NYATA yang menjadi ukuran, BUKAN gerak bibir dan goyang lidah!

Selama kita menjadi manusia, lebih-lebih yang sudah beragama dan merasa mengenal Tuhan, pernahkah berdoa untuk si miskin gembel kelaparan ?
Pernahkah berdoa untuk si jahat agar kembali ke jalan yang benar ?
Pernahkah kita membantu untuk pelaksanaan doa-doa itu dengan perbuatan nyata?
Apa jasa kita untuk negara dan bangsa ?
Apakah orang-orang menjadi baik setelah kita setiap hari bersembahyang?

BERBICARA tentang agama tanpa menyebut satu pun ayat dalam Kitab Suci apakah bisa dikatakan tidak membicarakan tentang agama? Apakah membicarakan agama HARUS menyertakan ayat-ayat agar terlihat lebih Alkitabiah? Bukankah agama lebih menuntut TINDAKAN NYATA, bukan kehebatan ilmu dari pemeluknya. Menjadi pemeluk agama yang baik tidak mengharuskan kita menjadi AHLI KITAB.

Saya teringat guru agama saya pernah mengajarkan pelajaran agama dengan cara membersihkan halaman sekolah.

“Pak katanya pelajaran agama? Kok cuma bersih-bersih?”

“Ya, ini juga pelajaran agama. Anak-anak pun sudah dapat dikenal dari pada perbuatannya, apakah bersih dan jujur kelakuannya. Ini tindakan iman, “

Kami tersenyum memahami. Dengan begitu agama masih tetap agama biarpun tak diwarnai banyak ayat-ayat dalam kitab suci.

Memang di dunia, tiada yang sempurna kecuali Tuhan. Apalagi manusia, mahluk yang banyak sekali melakukan penyelewengan-penyelewengan, mahluk yang selemah-lemahnya, setiap manusia tentu ada saja kelemahannya di
samping kebaikan-kebaikannya, pembenaran-pembenaran yang dikatakannya sering tidak sesuai KEBENARAN TUHAN, sebab pembenaran manusia sering membeda-bedakan umat manusia di bumi ini. Kebenaran Tuhan SEPERTI MATAHARI yang memberikan sinar yang sama kepada semua ciptaan-Nya.