Kamis, 23 September 2010

PERAN MAHASISWA ISLAM SEBAGAI AGEN PERUBAHAN

“Agen of change” itulah istilah untuk mahasiswa Indonesia, sebagai agen perubahan mahasiswa memiliki potensi yang sangat besar sebagai pembaharu. Mahasiswa saya definisikan disini sebagai segmen muda yang tercerahkan karena memiliki kemampuan intelektual. Disini saya tidak mendefinisikan mahasiswa sebagai orang yang faham technology atau faham ilmu-ilmu social, namun saya mengartikan mahasiswa sebagai orang yang memiliki kemampuan logis dalam berfikir sehingga dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Sebagai bagian dari pemuda mahasiswa juga memiliki karakter positif lainnya, antara lain idealis dan enerjik. Idealis artinya (Seharusnya), mahasiswa masih memiliki kekuatan yang sangat besar untuk tidak membawa kepentingan pribadi atau kelompok, juga belum terbebani oleh beban sejarah dan beban oposisi yang dianggap terbaik. Artinya mahasiswa masih bebas menempatkan dirinya dimanapun yang dianggapnya terbaik.

Dapat dilihat dari sejarah islam dimana pemuda memiliki peranan penting dalam perubahan kaumnya. Kita lihat kisah Ibrahim AS sang pembaharu, kisah Kahfi yang masing-masing dengan sigap menerima kebenaran. Atau orang-orang yang segera menerima dan mendukung Rasulullah SAW pun ternyata adalah pemuda, bukan orang-orang tua yang saat itu menjadi pemuka kaumnya. Bukan Abu Jahal atau Abu Sufyan tetapi Umar bin Khathab, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah lah yang kemudian mengusung panji-panji Islam. Bahkan Abu Bakar - yang cukup tua pun - saat itu baru berusia 37 tahun.

Kata kunci yang kedua adalah Islam. Islam adalah sebuah ideologi yang memberikan energi besar bagi perubahan. Hal ini dimungkinkan karena karakter Islam yang syumul, mewarnai seluruh aspek kehidupan dan mengatur seluruh bagian manusia. Islam tidak hanya sekedar mewarnai pola pikir, namun dia juga mempengaruhi emosi, perasaan, pemikiran dan juga fisik. Berislamnya seseorang akan melahirkan sebuah totalitas. Dengan adanya syahadah, seorang muslim akan meyakini bahwa dia memang diciptakan hanya untuk beribadah, bahwa tidak ada yang dapat memberikan kemudharatan kecuali atas izin Allah, sehingga dengan demikian tidak ada lagi sesuatupun yang ditakutinya. Kalaupun harus berperang, dia meyakini bahwa apapun hasilnya akan berupa kebaikan. Matinya adalah syahid, dan hidupnya adalah kemuliaan. Dengan demikian gabungan kata mahasiswa dan Islam memberikan sebuah energi besar yang berlipat, yang apabila diarahkan dengan baik dapat memberikan sebuah perubahan yang bermanfaat untuk Sebuah Negara Bangsa sebesar Indonesia dan Dunia sebagai tempat Allah menempatkan sebagian makhluknya.

by: Adam Parawansa Shahbubakar

Kader Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Kal-Sel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar