Demikian salah salah satu poin pidato tokoh oposisi Malaysia Anwar Ibrahim dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh teater Salihara, Jakarta (11/10/2010). Acara yang bertajuk “Kebebasan dan musuh-musuhnya” tersebut khusus mendatangkan ayah dari Nurul Azizah tersebut dari negeri jiran Malaysia.
Demokrasi seringkali dicap sebagai hasil kebudayaan Barat, anti-Islam, sementara tamadun Melayu dan Islam mempunyai mekanisme sendiri dalam mengatur hubungan masyarakat dan negara. Dalam konteks tessebut Anwar menguraikan kekuatan-kekuatan apa saja yang bisa diidentifikasikan sebagai musuh kebebasan dan ancaman terhadap demokrasi.
Anwar Ibrahim adalah pemimpin oposisi Malaysia. Ia lahir pada 10 Agustus 1947 di Penang, Malaysia. Karier politiknya yang tertinggi adalah sebagai Wakil Perdana Menteri Malaysia (1993-1998), dan sempat disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti Mahathir Mohamad.
Tetapi karena kekritisannya kepada penguasa, saat ini lebih banyak memilih untuk di luar kekuasaan sebagai oposisi. Sebagai oposisi Anwar banyak didera dengan berbagai tuduhan oleh pihak penguasa. Salah satu yang cukup berat menimpa beliau adalah tuduhan sodomi terhadap asistennya sendiri yang kebenarnnya sulit dibuktikan. [] lara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar